Revolusi tayangan TV! Kapan nih?

Minggu, 17 Mei 2015

Jujur saja, saat tahu pak Jokowi jadi presiden gw berharap terjadi revolusi besar-besaran di bidang tayangan televisi. Gw berharap sinetron  ditingkatkan supaya lebih berkualitas. Tapi sampai sekarang belum terlihat revolusi di bidang itu. Gw rasa mereka tengah merevolusi hal yang lain. Dalam skala yang besar dan penting.

Tapi tontonan tak mendidik itu, menurut gw juga penting untuk diubah.

Mungkin keengganan gw terhadap sinetron dimulai saat CHSI ditayangkan. Pemeran utamanya terlalu sabar dan tabah. Kalau ingin menonjolkan pesan 'Biarkan Tuhan yang membalas perlakuan orang yang jahat' ini menurut gw sudah dalam konteks mustahil untuk sinetron yang mengambil latar sehari-hari. Bayangkan bila pembaca yang mengalaminya apa kalian akan terus tabah tanpa upaya, katakanlah balas dendam?

Pesan hidupnya sih bagus, tapi cara penyampaiannya aja yang membuat gw males banget.

Terus sinetron GGS sama 7 manusia harimau. Kesan gw pertama kali? Nothing special. Gw bahkan cengo pas menyadari GGS itu mirip (atau plagiat?) Twilight. Jujur saja gw gak pernah nonton Twilight, tapi gw tahu sedikit ceritanya. Mengenai 7 manusia harimau gw gak tahu banyak, tapi gw pernah nonton sedikit.

Pemikiran pertama: apaan nih?
Pemikiran kedua: lebih baik gw ganti channel

Gw jadi teringat alasan kenapa banyak anime dilarang tayang di TV. Banyak kekerasan, bisa ditiru anak-anak dsb dsb..

Sebagai orang yang disuguhi berbagai anime sejak tahun ketujuh hidupnya, gw gak pernah membunuh anak lain padahal gw suka banget nonton Detektif Conan yang trik pembunuhannya (katanya) bisa dipraktekkan.

Anime menurut gw dalam segi penyampaian pesan hidup lebih bagus, cerita kocak dan alur cerita menarik. Sinetron gw rasa lebih ditujukan untuk orang dewasa, pelajaran hidup sih ada tapi disampaikan dengan cara paling membosankan.

Jangan bilang sinetron yang nonton cuma ibu-ibu, lokasi syuting suatu sinetron aja pernah didatengin sama anak-anak kelas 6 SD buat kasih kejutan anniversary pemainnya, padahal katanya besok mereka ada ujian. Bisa diusir gw kalau gw kayak gitu.

Sinetron pas gw masih SD gw akui masih bagus, tapi makin lama makin aneh. Mau kocak malah jatohnya alay. Gw malah jadi terkesan dewasa, padahal suka dikatain kayak anak kecil gara-gara nonton anime. Gak ngerti gw.

Harapan gw? Tolong revolusikan tayangan TV Indonesia, pak presiden, pak menteri atau siapa pun. Bisa hancur generasi di bawah gw kalau disuguhi sinetron begituan. Kesian aja gw sama sepupu gw yang nanti gak bakal mengenal kocaknya anime. Kalau anime mahal ya perbaikilah kualitas tayangannya. Gw pernah baca di suatu blog katanya TV mengikuti selera masyarakat padahal masyarakat juga (terpaksa) tertarik karena TV menayangkannya..

Gw cuma bisa berharap pada Global TV (gak perlu sensor semua juga tau)

0 komentar:

Posting Komentar